Sejarah Desa Pandanrejo
Tanah di Desa Pandanrejo dibuka pertama kali oleh
pendatang dari Kerajaan Mataram yang bernama MBAH GONDOWARSO yang didampingi
oleh saudaranya yaitu MBAH GONDOWARI dan abdinya yaitu MBAH SUTEDJO dimana
mereka sebenarnya adalah bekas prajurit Mataram.
Hutan yang pertama kali dibabat adalah Ngragi yang
sekarang menjadi dusun Ngragi dan sampai meninggal mereka dimakamkan di Dusun
itu. Makam ketiga orang tersebut sampai hari ini dikeramatkan dan tiap bulan
(jum’at legi ) didatangi para peziarah baik dari dalam Desa maupun luar Desa.
Beberapa keturunannya kemudian tersebar dan membuka
hutan ditempat lain. Hutan kedua yang dibabat dan menjadi kampung adalah
Jumeneng yang pada saat setelah kemerdekaan diganti nama menjadi Dusun Jemunang,
ketiga Dusun Pandansari yang awalnya bernama DENOK yang diambil dari nama
keturunan pembabat hutan dan sekarang menjadi ibukota desa Pandanrejo, disebut
Pandansari karena lahan-lahan yang kosong dipinggir-pinggir jalan saat itu banyak sekali bertumbuhan secara liar tanaman pandan yaitu sejenis tumbuhan
umbi-umbian yang dapat digunakan
untuk pewangi makanan, keempat Dusun Ngingrim yang awalnya bernama NGIRIM yang berarti mengantar,
maksudnya mengantar hasil panen ke lumbung kampung dulu tiap kampung ada
lumbungnya untuk persediaan masa masa peceklik. Dusun ini tahun 1998 dipecah
menjadi dua yaitu Dusun Ngingrim dan Dusun Puthukrejo. Disebut Puthukrejo karena posisinya yang paling tinggi dari
dusun lainnya.
Nama Desa Pandanrejo sendiri diambil dari nama
Dusun Pandansari yang merupakan krajan atau pusat pemerintahan Desa Pandanrejo
sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar